cari disini

Custom Search

Tuesday, May 18, 2010

Beautiful Testimony

Ternyata air mata itu mahal, dan kita diberi secara gratis 
 
"AIR MATAKU (tidak lagi) MENJADI MAKANANKU"
cid:1.4080706886@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Lesu aku karena mengeluh, setiap malam aku menggenangi tempat
tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku (Mazmur 6 : 7)
 
Yaah.... air mata identik dengan masalah, kesesakan dan kesedihan hati.
Kita sering mengasosiasikan orang yang sedang menangis sebagai orang yang sedang menderita,
walaupun ada juga air mata bahagia, karena saking terharunya atas suatu peristiwa yang membahagiakan hati.
Tapi memang lebih banyak air mata keluar dikarenakan penderitaan.
Bani Korah menuliskan mazmur yang menunjukkan kesesakan hatinya,
Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku,
"Dimana Allahmu?" (Mazmur 42 : 4a) sampai-sampai air mata terus mengalir tiada henti-hentinya. ..
Masyarakat sering menganggap orang yang mudah menangis adalah orang yang lemah hati, bahkan ada ajaran
tak tertulis "Anak laki-laki sejak kecil harus diajarkan tidak boleh menunjukkan air matanya di depan orang lain",
karena terkesan lemah dan tidak jantan...
Sampai suatu hari untuk pertama kalinya.... yaaah untuk pertama kalinya saya menyadari,
'betapa beruntungnya saya masih punya air mata'.
Betapa beruntungnya teman-teman , karena teman-teman masih bisa menangis.... .
 
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
A MAN WITHOUT TEARS
cid:2.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
 
Tanggal 14 Januari 2010 saya mendengarkan langsung kesaksian Pdt Samuel Irwan.
Suatu kesaksian yang mengharukan.
Beliau pernah terkena penyakit kulit dahsyat yang sekarang meninggalkan jejak di matanya.
Tidak bisa menangis lagi karena kelenjar air matanya sudah mampet akibat penyakit yang dialaminya.
Melihat penampilan beliau ketika berkotbah, sepintas tidak ada perbedaan dengan orang lain pada
umumnya, kecuali mata yang kelihatan agak basah ...
Menelusuri kesaksiaannya, jelas sekali panggilan beliau adalah sebagai hamba Tuhan.
Samuel Irwan, sejak umur 14 tahun sudah melayani Tuhan, dan setahun kemudian sudah menjadi pengkhotbah
cilik.  Setamat SMA, Samuel Irwan melanjutkan pendidikan di Sekolah Theologia STT Tawangmangu.
Di sekolah inilah Samuel Irwan mengalami pembentukan karakter lebih lagi, dan sebelum lulus Samuel Irwan
bernazar, kelak akan melayani Tuhan sepenuh waktu, dimanapun Tuhan akan mengutus dan menempatkannya.
 
TEMPAT MULAI MENJALANI NAZAR
cid:3.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Setelah lulus dari STT Tawangmangu, tahun 1993 Samuel Irwan menjalani masa
praktek dan ditempatkan di Kecamatan Mangkupalas, Samarinda, Kalimantan Timur.
Di tempat inilah ia mulai menjalani kehidupan sebagai hamba Tuhan sepenuh waktu.
Semua dijalani dengan sukacita dan penuh semangat walaupun harus meninggalkan
kehidupan nyaman di Surabaya dan menjalani kehidupan yang berat di Kalimantan
dengan persembahan kasih yang sangat kecil.  Hanya Rp 80.000 per bulan.
Tinggal di rumah yang sangat sederhana, banyak tikus berkeliaran, mengepel rumah,
mencuci pakaian dan piring di parit, membersihkan gereja, melayani sebagai pengerja di
gereja adalah kegiatan yang dijalaninya hari demi hari. Tidak terasa sudah dijalani selama 2 tahun.
 
MERALAT NAZAR
cid:4.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
"Bagaimana saya bisa berumah tangga dengan kehidupan ekonomi yang minim seperti ini?
Mana ada yang mau jadi istri saya? Mana ada orang tua yang mau memberikan anak perempuannya
kepada saya? Bagaimana saya bisa menghidupi keluarga saya?"
Berbagai pertanyaan dan keluhan mulai menyesakkan hatinya di tengah-tengah kerinduan untuk mulai
membina rumah tangga; dan hatinya memang sudah mulai terpaut dgn seorang gadis cantik yg dikenalnya
dipertandingan vocal group di sebuah gereja di Samarinda.
Samuel Irwan mulai memikirkan untuk tidak lagi menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu. Apalagi banyak testi
anak-anak Tuhan yang sukses dalam pekerjaan tapi juga tetap setia melayani Tuhan, membuat ia memutuskan
berhenti jadi fulltimer dan mulai melamar pekerjaan sekuler.
Ketika gembala sidang bertanya tentang nazarnya, Samuel Irwan berkata, "Saya meralat nazar saya."
Airmata dan perkataan gembala sidang, "Gereja memang nggak bisa memberikan gaji besar, tapi Tuhan
mampu pelihara hidupmu..."  tidak mampu menghentikan tekad Samuel Irwan untuk berhenti jadi fulltimer gereja.
Berbekal ijazah SMA, kemampuan komputer dan Inggris, tahun 1995, Samuel Irwan diterima bekerja disebuah
perusahaan kayu. Benar-benar mulai dari posisi bawah , hanya sebagai operator radio.
Karena keuletannya dalam bekerja dan kemampuannya dibidang komputer, hanya dalam waktu 5 bulan ia
diangkat menjadi kepala produksi log di perusahaan kayu itu. Berkat finansial mulai mengalir dengan deras
sehingga bisa kontrak rumah, membeli perabotan, sepeda motor membuatnya yakin berada di track yg benar.
Menikah dengan Erna S. Tjandra, di tahun 1996 dan dikaruniakan seorang putri setahun berikutnya membuat
kebahagiannya semakin lengkap. Kedudukan tinggi di perusahaan, punya istri, anak, rumah, kendaraan.
What else could make him happier?
Kalau dulu saat ingin bekerja di dunia sekuler, Samuel Irwan berkata kepada Tuhan, akan melayani Tuhan sambil
bekerja, sekarang keinginan melayani sudah tidak prioritas lagi.
Peringatan dari hamba-hamba Tuhan yang mengingatkan akan nazarnya tidak diindahkan.
Sampai.......
STEVENS-JOHNSON SYNDROM (SJS)
cid:5.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
2 Januari 1998, Samuel Irwan merasakan keluhan masuk angin, demam, tenggorokan sakit dan mata merah.
Sepertinya sakit biasa. Berobat ke dokter mata, dan diberikan paraceramol untuk menurunkan demam.
Keesokan harinya, ternyata demam tidak kunjung turun juga, malah mulai timbul bintik-bintik merah pada
lengannya. Telapak tangan dan kaki terasa sakit dan nyeri jika memegang atau menginjak suatu benda keras.
Berinisiatif sendiri untuk pergi ke dokter umum dan diresepkan obat pembunuh virus Zoter 400mg karena
menurut diagnosa dokter ia terkena infeksi virus ditambah dgn obat penurun panas. Samuel tidak menceritakan
kepada dokter umum itu bahwa ia juga diberi beberapa jenis obat oleh dokter mata. Selain itu ia juga membeli
beberapa obat flu bebas dan jamu, apa saja yang menurut pengetahuannya bisa menyembuhkan gejala-gejala
yang dialaminya.
Setibanya di rumah, Samuel Irwan meminum semua obat dari kedua dokter tersebut, ditambah obat bebas
yang dibeli sendiri, semua dengan dosis yang tertulis, karena ingin cepat sembuh.
Akibatnya sungguh mengerikan karena mencampur sendiri beberapa jenis obat tersebut.
Bintik-bintik merah itu mulai melepuh dan gosong, dan mulai merambat sampai ke dada, tengkuk, leher, muka
dan kondisi mata semakin memburuk, semakin merah. Kerongkongan, rongga mulut dan lidah juga melepuh.
Tidak cukup sampai disitu, kondisi ini semakin tambah parah karena di kulit seperti ada air dan nanah yang
membusuk.
Dirujuk ke RS di Samarinda, 7 Januari 1998 Samuel Irwan menjalani rawat inap.
Salah seorang anggota tim dokter yang menangani, seorang dokter kulit mengatakan bahwa Samuel Irwan
mengidap penyakit Stevens-Johnson Syndrome (SJS) stadium 3.
Kondisi tubuh Samuel Irwan saat itu seperti orang yang terkena luka bakar 80%. Semua bagian tubuh tidak
ada yang terluput; melepuh, gosong, dan bernanah, dari kepala sampai ujung kaki, kecuali paha dan betis.
 
DI BATAS AKHIR KEKUATAN
cid:6.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Samuel Irwan mengingat masa itu, "Kalau sedang tidur dengan posisi miring, dan tidak hati-hati
dan pelan-pelan menggerakkan wajah ke posisi lain, maka kulit muka akan tercuil dan lengket di seprei.
Pediiiihhh sekali....."
Demam juga tidak kunjung turun, sampai 42 derajat Celcius, sehingga kalau sedang menggigil ranjang
bergoncang dengan kerasnya seperti sedang gempa bumi. Harus dimasukkan ke ruang isolasi, bukan karena
SJS ini adalah penyakit menular, tetapi karena takut penyakit pasien lain menular kepada Samuel Irwan yang
dapat memperburuk keadaannya.
Suatu hari mata yang selalu merah itu seperti kelilipan dan Samuel meminta suster untuk menyiram matanya
dengan boorwater. Ketika bangun tidur, bukannya jadi baikan, ternyata malah kedua belah mata jadi putih
semua, seperti ditutupi kertas HVS putih. Samuel Irwan sangat marah kepada para dokter dan suster yang
merawatnya. Dan juga sangat marah kepada Tuhan, "Tuhaaaan.... . saya butuh mata ini untuk bekerja....."
Saat di batas akhir kekuatannya, saat mata tidak lagi bisa dipakai untuk melihat, Samuel Irwan minta
pengampunan kepada Tuhan.
 
HE JUST WANTED ME TO TURN BACK TO HIM
cid:7.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Dokter di Samarinda semuanya sudah angkat tangan dan merujuk Samuel Irwan ke rumah sakit di Surabaya .
Malam sebelum keberangkatan ke Surabaya , Samuel Irwan menyadari panggilannya kembali.
Ia memanggil gembala sidangnya yang dulu, untuk berdoa minta ampun karena lari dari Tuhan.
Saat itu Samuel Irwan berjanji jika Tuhan masih beri kemurahan untuk hidup maka ia akan melayani Tuhan
sepenuhnya kembali.
Dengan bantuan seorang gembala GBI di Samarinda, Samuel Irwan dibawa ke Surabaya .
Kondisi Samuel saat itu tidak bisa berjalan lagi karena kaki juga melepuh.
Saat akan naik tangga pesawat, karena tidak bisa berjalan, seorang portir yang tidak mengetahui penyakitnya,
berusaha menolong dengan menggendong Samuel ke kabin pesawat. Gerakan tiba-tiba mengangkat Samuel yang
sedang duduk di kursi roda, membuat kulitnya robek tertarik, dan Samuel menjerit keras sekali. Perjalanan yang
sangat tidak mudah untuk sebuah harapan kesembuhan.
 
WALAUPUN TIADA DASAR UNTUK BERHARAP
cid:8.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Tim dokter yang menerima di Surabaya sangat kaget melihat kondisi tubuh Samuel Irwan.
Mereka tidak menyangka kondisi Samuel sudah begitu parah sekali.
Sebelumnya mereka pernah menangani pasien yang mengidap sakit SJS ini dengan kondisi hanya
sepertiga dari kondisi Samuel. Pasien ini akhirnya meninggal dunia, .... apalagi Samuel?
Saat baju dibuka untuk dirontgen, kulit punggung kembali robek.
Warna yang putih dipunggung adalah daging yang kelihatan akibat kulit tersobek, dan warna merah
adalah darah yang keluar.
Detail hasil rontgen: lambung, pankreas, liver, bagian-bagian dalam tubuh, semuanya rusak; sehingga
diperkirakan Samuel hanya bisa bertahan 3 minggu.
Karena sudah menjalani penyakit SJS ini sejak 2 Januari 1998, maka diperkirakan Samuel Irwan hanya
bisa bertahan sampai 23 Januari 1998. Sehingga diminta untuk segera menghadirkan istrinya ke Surabaya ,
membawa anak mereka yang baru berusia 2 bulan.
Seorang dokter kulit lulusan Jerman berkata, kalaupun Samuel bisa sembuh dari penyakit SJS ini, perlu
2 tahun untuk recovery kondisi kulitnya untuk kembali seperti semula. Dokter mata yang juga lulusan Jerman
berkata, kalaupun sembuh, akan buta selamanya, tidak ada lagi harapan untuk mata Samuel.
Tiada dasar untuk berharap, namun Samuel Irwan tetap berharap kepada Tuhan seperti Abraham dalam kitab
Roma, sebab sekalipun  tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa
ia akan menjadi bapa banyak bangsa menurut yang telah di Firman-kan:  "Demikianlah banyaknya nanti
keturunanmu." Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah,
karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah
ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
dengan penuh keyakinan bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yg telah Ia janjikan Roma 4 : 18- 21
 
"A VIRTUOUS WOMAN'S PRICE IS FAR ABOVE RUBIES"
cid:8.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Isteri yg cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Amsal 31 :10
Ayat ini layak ditujukan kepada Erna Tjandra, istri dari Samuel Irwan, yang dengan tekun merawat suaminya.
Tidak pernah sekalipun menunjukkan kejijikan kepada suami yg sudah sangat hancur tubuhnya. Dengan kondisi
yang sudah sangat berbau busuk dan amis, tidak pernah sekalipun Erna masuk ke ruangan isolasi dengan
memakai masker. Tidak pernah sekalipun.
Dengan setia ia merawat borok-borok di tubuh Samuel, menyikat gigi Samuel dengan jari-jarinya, membersihkan
kotoran di ranjang, semua dilakukan tanpa mengeluh dan selalu tersenyum.
Semua dilakukan dengan kasih. She showed us an unconditional love.
Tidak terkira impartasi kekuatan yang diberikannya kepada sang suami yang sedang berjuang melawan maut.
Erna berkali-kali menguatkan Samuel untuk tetap berharap kepada Tuhan.
 
PENDERITAAN TAK BERUJUNG?
Rutinitas pengobatan Samuel setiap hari juga menjadi rutinitas penderitaannya.
Tubuh yang sudah melepuh, gosong, bernanah itu setiap hari harus diberi salep dan diperban.
Esok paginya perban itu harus diganti. Ketika perban dibuka maka kembali kulitnya sobek dan menempel
di perban tsb. Sakit sekali, dan harus dijalani selama 1,5 jam dari pukul 9 pagi sampai 10.30 siang.
Setiap hari selama 1,5 jam berteriak-teriak kesakitan. Demikian juga ketika seprei akan diganti.
Kembali kulit akan tersobek dan lengket di sprei.
Dukungan dari istri dan pihak keluarga Samuel Irwan sangat besar sekali.
Tak henti-hentinya mereka berdoa puasa rantai memohon kemurahan Tuhan untuk menyembuhkan Samuel.
Tapi keadaan Samuel bukannya membaik, malah bertambah parah. Ke 20 kuku di jari-jarinya copot satu
persatu, telapak tangan dan kaki menggelembung berisi air, telinga dan hidung melepuh mengeluarkan darah.
Berat badan turun dari 68 kg menjadi 43 kg. Sistem reproduksi juga diserang sehingga diperkirakan kalaupun
sembuh tidak bisa punya keturunan lagi. Keadaan Samuel bukannya makin sembuh, malah semakin parah.
 
BERNAZAR LAGI
cid:9.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Samuel kembali berkata, "Tuhan ampuni saya, ... kalau saya sembuh, saya akan kembali melayani
Engkau sepenuh waktu. Saya akan tinggalkan pekerjaan saya, saya akan bayar nazar saya.
Terimalah tubuhku yang sudah busuk ini. Ampuni saya Tuhan...."
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan
Kaupandang hina, ya Allah  Mazmur 51:19
Kalimat di atas dengan tulus dan hancur hati diucapkan seseorang yang pernah berbuat kesalahan dan
kemudian kembali kepada Tuhan. Dialah Daud. Sejarah mencatat Tuhan memulihkan Daud.
 
Bagaimana dengan Samuel Irwan?
GOD IS STILL DOING MIRACLE BUSINESS
cid:10.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Banyak orang yang undur imannya saat doa-doanya belum dijawab oleh Tuhan. Tidak percaya bahwa
Tuhan sanggup menyembuhkan, Tuhan sanggup menjawab doa.
Tidak demikian dengan Samuel Irwan, beserta seluruh keluarganya. Juga orang-orang yang setia mendoakannya.
Mereka begitu percaya kepada Tuhan dan belas kasihanNya,
Tanggal 23 Januari 1998, tanggal dimana Samuel diperkirakan akan meninggal dunia, justru menjadi titik
balik dalam proses kesembuhannya. Perawat yang seperti biasa tiap pagi merawat kulit Samuel, dikagetkan
melihat kulit Samuel mulai mengering dan sembuh.
Kekagetan itu bertambah dengan pertanyaan Samuel, "Suster...., saya ini dirumah sakit Adi Husada Kapasari
Surabaya ya?” Dengan terheran-heran, suster balik bertanya, "Loh....kok bapak tau?". Lalu Samuel menunjuk
dengan jarinya sebuah tulisan berwarna merah yang tertera di sprei kasurnya sambil berkata, ”Ini ada
tulisannnya”. Suster gembira sekali sambil berlari keluar memanggil dokter mata.
Semua tim dokter yang menangai penyakit SJS ini heran sekali atas apa yang dialami Samuel.
Mata bisa sembuh tanpa operasi. Bagian dalam tubuh seperti ginjal, liver, lambung, dll semua sembuh dan normal
kembali. 2 hari kemudian Samuel sudah bisa berjalan kembali, dan proses recovery berjalan dengan cepat. Tidak
perlu menunggu sampai 2 tahun untuk kulit Samuel menjadi normal kembali, dan... sembuh tanpa operasi plastik!
Penyakit SJS terparah yang pernah ditangani di RS tsb, sembuh total
(bahkan kini Samuel Irwan sudah dikaruniai lagi anak perempuan ke 2, tanggal 31 Mei 1999, hanya setahun
sesudah mengalami kesembuhan). Tuhan Yesus memang luar biasa. DAHSYAT !!!
 
MENETESKAN 'TEAR DROPS'. EVERY 15 MINUTES!
cid:11.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Kulit Samuel Irwan menjadi normal kembali. Tidak ada bercak atau tanda sedikitpun yang menyiratkan
bahwa ia pernah disiksa oleh penyakit kulit ganas tsb. Kecuali matanya.
Kalaupun dipaksakan untuk mengeluarkan air mata, maka otot kelopak mata atas dan bawah seperti diperas
dan terasa sakit sekali. Sehingga mau tidak mau, Samuel harus menggunakan tetes air mata buatan.
Saat berkotbah tiap 15 menit sekali Samuel Irwan meneteskan air mata buatan agar matanya tidak kering dan
lengket, tapi semua itu tidak menyurutkan semangatnya melayani Tuhan.
Obat tetes mata yang digunakan saat ini adalah buatan USA "Refresh Liquidgel" berharga $24 per botol, dan
habis digunakan dalam 3 hari saja. Belum lagi karena obat ini harus dipesan dari Singapore , maka total biaya
untuk pengganti air mata yang harus disediakan perbulan adalah sebesar Rp 3.000.000,-.
 
BETAPA MAHALNYA TETESAN AIR MATA !
cid:12.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Tidak sedikit uang yang sudah dihabiskan untuk pengobatan mata dan pengadaan air mata buatan.
Selama 12 tahun tidak punya air mata (tahun 1998-2010), biaya yang dihabiskan sudah sekitar 1,6 Milyar.
Hanya untuk air mata !!!
Itu sebabnya di awal tulisan ini saya berkata, berbahagialah kalau masih bisa menangis.
Pertama, tingkatan stress bisa diturunkan saat menangis, sehingga kita tidak menjadi depresi.
Kedua, tidak perlu bayar M-M an untuk air mata.
cid:13.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Jarak pandang yang hanya sekitar 1 meter, membuat Samuel Irwan harus membawa keker (binocular)
saat berada di bandara supaya tidak salah memilih gate dan dan membaca no pesawat.
 
Ada kesaksian yang luar biasa saat Samuel Irwan sedang berada di Changi, Singapura, sedang transit menunggu pesawat ke Jepang dan Amerika.
Seorang polisi India menegur dengan keras mengira Samuel sedang memakai kamera.
Dengan tegas ia menegur, "No camera in this airport, sir!".  Samuel menjelaskan bahwa itu binocular untuk
menolong membaca karena matanya tidak bisa membaca jarak jauh.
Singkat cerita, Samuel berusaha meyakinkan polisi India tsb dan memperlihatkan bagaimana Tuhan Yesus
menyembuhkannya dari penyakit SJS, sambil menunjukkan foto-foto diri saat menderita SJS yang ada di mobile
phone-nya. Samuel berkata, "Tuhan menyuruh saya ke Jepang dan Amerika untuk memberitakan kebaikan-Nya.
Apakah Bapak bisa menolong saya menunjukkan meja yang harus saya datangi untuk check-in?"
Apa yang terjadi? Polisi itu menangis.
Ia berkata, "Sebelum saya menolong Anda, Anda harus tolong saya."
Ternyata sehari sebelumnya polisi ini bertengkar hebat dengan istrinya dan istrinya minta cerai. Anak mereka
juga jadi anak berandalan, tidak bisa dikendalikan. Sebuah rumah tangga yang sangat berantakan.
Ia berkata bahwa banyak orang yang menceritakan Yesus sanggup mendamaikan keluarganya, tapi ia pikir semua
itu omong kosong. Dan sambil menyentuh tangan Samuel Irwan, polisi itu berkata, "Ini kulit baru, sungguh ini bukti
nyata." Saat itu juga ia minta dibimbing untuk terima Tuhan Yesus.
Sesudahnya, saat mengantar Samuel Irwan boarding ia berkata, "I never feel peace like this, ... thank you."
Di kursi pesawat, Samuel Irwan merenung.... , "Tuhan....kalau memang mata ini bisa membuat orang yang suka
mengeluh menjadi bisa bersyukur, bisa membuat orang berdosa diselamatkan. ..., mata saya tidak disembuhkan
tidak apa-apa Tuhan..., karena saya bersyukur mata ini bisa memuliakan Tuhan...."
 
MENCERITAKAN KEBAIKAN TUHAN
cid:14.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Melalui semua yang dialaminya, Pdt Samuel Irwan sudah pergi ke berbagai tempat di Indonesia ,
bahkan melayani sampai ke bangsa-bangsa untuk menceritakan kebaikan Tuhan.Banyak orang yg dijamah
Tuhan dan disembuhkan, bukan hanya orang yang sakit secara fisik, tetapi juga orang yang sehat tetapi sudah
jauh dari Tuhan. Merasakan kembali kasih Tuhan dan mengambil keputusan untuk kembali kepada Tuhan.
cid:15.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
 
 
"DALAM KELEMAHANKU, KEKUATANNYA DINYATAKAN"
cid:16.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Pernah suatu ketika obat tetes mata sudah habis, sementara pesanan dari Singapura terlambat datang.
Ketika botol itu kosong, terjadi mujizat. Setiap kali diteteskan ke mata, obat tsb masih menetes, walaupun
kalau botolnya digoncang tidak ada bunyi apa-apa karena memang sudah kosong.
Botol kosong itu terus meneteskan air mata buatan setiap kali digunakan, sampai pesanan obat baru dari
Singapura datang. Ketika kembali diteteskan, botol kosong tsb tidak mengalirkan apa-apa lagi, karena
penggantinya sudah datang.
cid:17.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Jarak pandang yang hanya 1 meter tidak memupuskan semangat Samuel Irwan untuk belajar lagi dan
menyelesaikan pendidikan S1 Theologia di STT Duta Panisal Jember. Walaupun saat kuliah harus membawa
alat bantu seperti binocular dan kaca pembesar agar bisa membaca lebih jelas.
Kegigihannya dan semangat pantang menyerah juga dibuktikan dengan melanjutkan sampai study Magister
dibidang Biblical Strata 2, dan lulus dengan nilai yang sangat memuaskan.
Masih belum cukup, seakan berpacu dengan waktu, Samuel Irwan meneruskan study penggembalaan dan
penginjilan di Haggai Institute Hawaii USA. Semua dilakukan dalam segala kelemahan yang dimilikinya.
Tapi kekuatan Tuhan yang menopangnya, membuat Samuel Irwan mampu melalui semuanya dengan baik.
 
GOD IS GOOD... ALL THE TIME
cid:18.4080706887@web76908.mail.sg1.yahoo.com
Berbeda-beda interpretasi orang yang mendengarkan kesaksian bapak Pdt Samuel Irwan Santoso,S.Th, MA,
yang sejak tahun 2006 hingga sekarang menggembalakan jemaat di GBI Bontang, Kalimantan Timur.
Tapi yang tertanam di hati saya, adalah: TUHAN ITU BAIK
Bahkan ketika beliau diijinkan mengidap penyakit SJS, di mata saya itu bukanlah penghukuman karena suatu
kesalahan. Tapi cara Tuhan untuk membawa beliau kembali kepada panggilanNya.
Karena besar kemuliaanNya yang akan Dia tunjukkan kepada kita semua melalui pelayanan beliau.
 
TUHAN ITU BAIK
Tuhan tidak pernah meninggalkan beliau, bahkan saat berjalan dalam lembah bayang-bayang maut.
Terbukti dari biaya pesawat dan pengobatan ke Surabaya , (saat itu harga-harga obat melambung tinggi karena
krisis moneter), semuanya ditanggung seorang pengusaha di Samarinda, yang bukanlah orang percaya, tapi
digerakkan hatinya oleh Tuhan untuk memikul beban itu.   Juga biaya air mata buatan yang tidak sedikit selama
12 tahun ini, (Milyar....bo' ) yang tidak mungkin sanggup dibeli oleh beliau, semua disediakan Tuhan melalui orang
yang berbeda-beda yang digerakkan hatinya oleh Tuhan.
 
TUHAN ITU BAIK
Kalau teman-teman dan saya diijinkan untuk mendengar atau membaca kesaksian ini, pasti karena Tuhan ingin
kita lebih bersyukur lagi menjalani hari-hari yang tidak semakin baik ini.
Kalau sedang menangis di hari-hari ini, bersyukurlah, karena semua air mata kita itu gratis dari Tuhan. Bayangkan
kalau kita harus bayar Rp 3 juta per bulan hanya untuk air mata?
Dan Tuhan ingin kita semua tahu, bahwa Ia tidak pernah meninggalkan perbuatan tanganNya.
Melewati lembah bayang-bayang maut sekalipun, kita tidak takut bahaya, karena Tuhan menyertai kita. Amen
 
JCLU.

No comments :

Post a Comment