cari disini

Custom Search

Friday, April 16, 2010

Kisah Sedih

Kisah ini merupakan
  cerita dari pihak suami, tapi saya rasa tidak hanya
  para suami yang bisa memetik makna cerita ini, para istri juga

  bisa. ------------------------------

  Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang >>> kukasihi,
  sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istri saya sekarang di alam
  surgawi, baik-baik sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah
  meninggalkan sorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang
  anak yang masih begitu kecil. Begitulah yang kurasakan, karena selama
  ini saya merasa bahwa saya telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan
  jasmani dan rohani anak saya, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu untuk anak saya.
  Pada suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera
  berangkat ke kantor, anak saya masih tertidur. Ohhh... aku harus
  menyediakan makan untuknya.
  Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia >>> makan.
  Setelah memberitahu anak saya yang masih mengantuk, kemudian aku
  bergegas berangkat ke tempat kerja.
  
  Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras.Suatu
  hari ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja
  sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, saya
  langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam. Namun,
  ketika
  aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur >>> sejenak
  menghilangkan kepenatan, tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang pecah
  dan tumpah seperti cairan hangat! Aku membuka selimut dan..... di
  sanalah sumber 'masalah'nya ... sebuah mangkuk yang pecah dengan mie
  instan yang berantakan di seprai dan selimut!
  Oh...Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan
  langsung menghujani anak saya yang sedang gembira bermain dengan
  mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun
  tidak
  meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat:
  "Dad, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah
  belum pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah
  mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa >>> ada
  orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan
  menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang >>> satu
  lagi untuk saya ... Karena aku takut mie'nya akan menjadi dingin, >>> jadi
  aku menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah
  pulang. Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang
  bermain
  dengan mainan saya ... Saya minta maaf Dad ... "
  Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku ... tetapi, saya tidak
  ingin
anak saya melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi >>> dan
  menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara
  tangis saya. Setelah beberapa lama, aku hampiri anak saya, memeluknya
  dengan erat dan memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan
  dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan
  kotoran tumpahan mie di tempat tidur.
  Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati
  kamar
  anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di
  pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto mommy yang >>> dikasihinya.
  Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, saya mencoba, dalam periode ini,
  untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang seorang >>> ayah
  dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua
  kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan >>> akan
  lulus dari Taman Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak
  meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh
  dewasa
  dengan bahagia.
  Namun... belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar
  menyesal....
  Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak
  saya
  absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku
  berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi
  mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya
  menemukan dirinya di sebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer
  game dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya
  dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lalu mengatakan, "Aku minta
  maaf,Dad".
  Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara
  "pertunjukan bakat" yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang
  adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya >>> karena
  ia tidak punya ibu.....
  Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke
  rumah memberitahu saya, bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca
  dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di
  kamarnya untuk berlatih menulis, yang saya yakin, jika istri saya masih
  ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuat saya
  bangga juga!
  Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Saat ini
  musim dingin, dan hari Natal telah tiba. Semangat Natal ada
  dimana-mana
  juga di hati setiap orang yg lalu lalang... Lagu-lagu Natal terdengar
  diseluruh pelosok jalan .... tapi astaga, anakku membuat masalah >>> lagi.
  Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir >>> kerja,
  tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang
  mengalami
  puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka
  pun jadi kurang bagus.
  Mereka menelpon saya dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anak
  saya telah mengirim beberapa surat tanpa alamat. Walaupun saya sudah
  berjanji untuk tidak pernah memukul anak saya lagi, tetapi saya tidak
 bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena saya merasa
  bahwa
  anak ini sudah benar-benar keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti
  sebelumnya, dia meminta maaf : "Maaf, Dad". Tidak ada tambahan satu kata
  pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu.
  Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat >>> tanpa
  alamat tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah, dengan marah saya
  mendorong anak saya ke sudut mempertanyakan kepadanya, perbuatan
  konyol
  apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya?
  Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : "Surat-surat itu untuk
  mommy.....".
  Tiba-tiba mataku berkaca-kaca..... tapi aku mencoba mengendalikan emosi
  dan terus bertanya kepadanya: "Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak
  surat-surat, pada waktu yg sama?"
  Jawaban anakku itu : "Aku telah menulis surat buat mommy untuk waktu
  yang lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu
  tinggi bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi
  baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapa kotak
  itu dan aku mengirimkannya sekaligus".
  Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku
  bingung, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus >>> aku
  katakan ....
  Aku bilang pada anakku, "Nak, mommy sudah berada di surga, jadi untuk
  selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk mommy, cukup
  dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada mommy.
  Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera
  setelah
  itu, ia bisa tidur dengan nyenyak. Saya berjanji akan membakar
  surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat tersebut ke
  luar, tapi.... saya jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut
  sebelum mereka berubah menjadi abu.
  Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur......
  'Mommy sayang',
  Saya sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara 'Pertunjukan Bakat'
  di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan
  tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi saya tidak ingin menghadirinya juga.
  
 Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan
  mulai menangis dan merindukanmu lagi.
  Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer
  dan mulai bermain game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencari
  saya, setelah menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah
  memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya.
  Mommy, setiap hari saya melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia
  teringat padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis
  di kamarnya. Saya pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat
  untuk kita berdua, saya rasa. Tapi mom, aku mulai melupakan wajahmu.
  Bisakah mommy muncul dalam mimpiku sehingga saya dapat melihat >>> wajahmu
  dan ingat mommy? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang
  kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang tersebut dalam mimpimu.
 Tapi
  mommy, mengapa engkau tak pernah muncul?
  Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena saya
  tidak pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan
  semenjak ditinggalkan oleh istri saya ....
 
  Untuk para suami, yang telah dianugerahi seorang istri yang baik, >>> yang
  penuh kasih terhadap anak-anakmu selalu berterima-kasihlah setiap >>> hari
  padanya. Dia telah rela menghabiskan sisa umurnya untuk menemani
  hidupmu, membantumu, mendukungmu, memanjakanmu dan selalu setia
  menunggumu, menjaga dan menyayangi dirimu dan anak-anakmu.
 
  Hargailah keberadaannya, kasihilah dan cintailah dia sepanjang >>> hidupmu
  dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena apabila engkau >>> telah
  kehilangan dia, tidak ada emas permata, intan berlian yg bisa
  menggantikan posisinya.

No comments :

Post a Comment